Suasana Diskusi Dengan Kawan2 MES

Suasana Diskusi Dengan Kawan2 MES

Wednesday, November 16, 2016

METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM



METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM
FITRIYANTO,S.Sy
Sebuah Makalah
Disampaikan Pada Bulan Oktober 2016 di Kudus





A.    Pendahuluan
Kita tahu bahwa ekonomi Islam merupakan ilmu turunan dari ilmu Fiqih Mu’amalah yang juga merupakan turunan dari ilmu Fiqih. Hal tersebut menjadi pemahaman awal yang fundamental  tentang terbentuknya Ilmu  ekonomi  Islam, artinya Ekonomi islam secara dasar merupakan ilmu yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran islam itu sendiri.

Ekonomi islam merupakan produk ilmu yang menjadi tuntunan manusia dalam berinteraksi antar manusia lainnya dibidang ekonomi. Sebagai sebuah tuntunan atau pedoman berinteraksi, maka ekonomi islam tidak boleh didasarkan pada kehendak bebas manusia. Artinya ekonomi islam harus digali dan dikembangkan berdasarkan ajaran syari’ah dalam hal ini Al qur’an dan Hadits, inilah yang membedakan antara ilmu dan pengetahuan.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui, baik yang kita lihat maupun yang kita rasakan. Dalam pengertian lain pengetahuan adalah informasi yang berupa Common Sence (akal Sehat), tanpa memiliki metode dan mekanisme tertentu (Drs. Lies Sudibyo, MH dkk 2014: 37). Berbeda dengan ilmu, ilmu adalah pengetahuan yang Empiris, Sistematis, Objektif dan analitis.

Ilmu Ekonomi Islam dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena merupakan hasil dari pengetahuan yang digali melalui metode dan mekanisme tertentu. Pembahasan medotologi Ilmu ekonomi islam menjadi penting karena masih banyak diantara kita yang salah mengartikan antara ilmu dan pengetahuan. Lebih jauh lagi bahwa ternyata ilmu ekonomi islam dipandang tidak ditemukan adanya bangunan pemikiran ekonomi yang utuh seperti halnya dalam ilmu ekonomi modern (Anita Rahmawati, 2011 : 18). Ini berarti ekonomi islam dianggap sebagai respon sesaat atas perkembangan ekonomi di dunia, lebih ekstrim lagi bahwa ekonomi islam di indonesia adalah sebuah trend yang diadaptasi dari perkembangan ekonomi di Negara Malaysia.

Rumusan Formulasi Ekonomi Islam menjadi sangatlah penting, dan ini adalah tugas kita bersama sebagai kaum intelektual untuk mecari dan menemukan formulasi yang mapan dalam mengembangkan Ekonomi islam sehingga kesejahteraan yang menjadi tolok ukur tujuan ekonomi islam menjadi terwujud.

B.     Ilmu dan Pengetahuan
            Membahas tentang metodologi ilmu ekonomi islam, maka kita akan membahas secara  komprehensif tentang definisi pengetahuan dan ilmu itu sendiri. Kita tahu bahwa pengetahuan adalah sebatas informasi yang kita mengerti, baik informasi tersebut sifatnya dapat dilihat atau hanya dapat dirasakan. Misalnya, kita mengetahui bahwa bola berbentuk bulat, hal tersebut kita ketahui karena kita dapat melihat wujud bola tersebut. Sedangkan penyebab daun bergoyang karena adanya angin, kita tidak pernah melihat bagaimana bentuknya angin, apakah bulat, persegi, kotak atau segitiga? Namun karena kita mampu merasakan kehadiran angin yang datang meniup dedaunan maka kita mampu mengetahui bahwa angin itu ada.

            Segala sesuatu yang kita ketahui tersebut dinamakan sebagai pengetahuan. Berbeda dengan ilmu, ilmu adalah pengetahuan yang kita dapatkan melalui sebuah pengujian, artinya pengetahuan yang dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu jika segala sesuatu yang kita ketahui baik yang kita lihat maupun yang kita rasakan tersebut diambil melalui cara-cara yang sistematis, bersifat objektif, analitis dan empiris.

C.    Metodologi Ilmu Ekonomi Islam
Secara bahasa, metode berarti cara yakni cara yang teratur dan sitematis untuk pelaksanaan sesuatu (Pius A Partanto 2001 : 461). Sedangkan metodologi yaitu ilmu metode, ilmu tentang cara-cara yang tepat untuk menganalisa sesuatu. Metodologi berisi tentang proses atas perjalanan sesuatu. Metodologi memuat komponen-komponen kriteria, aturan-aturan dan cara kerja yang dipergunakan untuk menguji sesuatu.

Pada umumnya, metodologi ilmu ekonomi islam digunakan untuk menganalisis dan menguji teori ekonomi islam, menentukan hipotesis dan menjawab berbagai persoalan yang muncul. Ada perbedaan yang mendasar antara metodologi ekonomi dengan metodologi ekonomi islam, sebagai sebuah ilmu, ekonomi dan ekonomi islam bersifat objektif, sistematis, empiris dan analitis, hanya saja pada metodologi ekonomi islam dipakai juga pendekatan reliji. Hal tersebut dilakukan karena pendapat ijtihad para ulama yang notabene adalah manusia biasa bersifat tidak sempurna, penuh dengan celah kesalahan bahkan sudah mencari mainset manusia ketika mereka mengerti akan ilmu dari sesuatu, maka terbuka pula celah akan sesuatu tersebut.  Sumber agama menjadi sangat penting untuk dipadukan dengan ijtihad para ulama’ guna mendapatkan tingkat kebenaran dengan keyakinan yang jauh lebih tinggi dibandingkan jika harus menggunakan satu diantara 2 sumber tersebut.

Menurut DR. Muh. Umer Capra dalam bukunya The Future of Economics : An Islamic Perspective mengatakan bahwa mengembangkan metodologi yang sesuai dengan tujuan ekonomi islam secara nyata yakni terealisasinya kesejahteraan akan menjadi sangat sulit, namun beliau tetap memberikan langkah-langkah logis dalam melakukan metodologi.
Pertama,  melihat proposisi yang dipertimbangkan tersebut sejalan atau tidak dengan struktur logika dengan paradigma islam. Pada tahapan ini, tekstualitas agama sangat mempengaruhi keterkaitan akan teori yang ditawarkan dalam ekonomi islam. 
Kedua, Mengevaluasi validasi proposisi logis melalui analisis rasional. Hal ini pernah akan dilakukan oleh kamu Mu’tazilah, mereka beranggapan semua ajaran islam dimaksudkan untuk melayani kebutuhan manusia.
Ketiga, menguji proposisi tersebut dengan sejarah ataupun data yang tersedia untuk kaum muslim maupun kaum non muslim.

Dari langkah diatas, maka metodologi ilmu ekonomi islam dihadapkan dengan tiga sumber yaitu (Rahmawati 2011 : 20)
1.      Sumber Agama dalam hal ini adalah naskah Tekstual (Alqur’an dan Hadits) termasuk pendapat ulama’ yang relevan yang mampu meberikan kontribusi apapun terhadap pengembangan ilmu ekonomi islam.
2.      Sumber ekonomi konvensional, sumber ini digunakan karena salah satu rumusan metodologi yang ditawarkan dalam islam adalah berbasis Shuratic Processs. Ini artinya setiap teori ekonomi konvensional yang ada di teliti secara konprehensif melalui metode shuratic process atau musyawarah. Hal ini dilakukan agar setiap lapisan masyarakat baik muslim maupun non muslim mampu menerima indahnya konsep teoritis dalam metodologi ilmu ekonomi islam.
3.      Sumber Empiris

Dari ketiga sumber inilah, pekerjaan rumah kaum intelektual untuk merumuskan metodologi ekonomi islam menjadi bisa dilakukan yaitu dengan cara menggabungkan berbagai sumber tersebut menjadi teori dengan tingkat keyakinan yang bisa diterima oleh semua orang.


D.    Beberapa Rumusan Teori terkait Metodologi Ilmu Ekonomi Islam
Sampai pada pembahasan ini, kita masih belum menemukan formulasi apapun terkait metodologi ilmu Ekonomi Islam. Hal ini masih membuktikan bahwa bisa jadi anggapan masyarakat bahwa ekonomi islam merupakan sebuah produk dadakan yang menjadi trend masa itu adalah benar adanya. Metode yang kita pakai masih sebatas “Fatwa” yang pada dasarnya tidak mengikat seluruh lapisan masyarakat. Teori akan ekonomi islam seakan hanya berlaku dan terbatas ruang dan waktu, beda tempat menjadikan beda pula aturan main metodenya. Hal ini sesuai dengan beberapa rumusan teori Metodologi ilmu ekonomi islam yang dianggap masih pada tahapan adopsi dan adaptasi.
1.      Chouwdhuri dengan Shuratic Process. Penggunaan istilah Shuratic berasal dari bahasa Syura’ yang artinya musyawarah. Metodologi ini merupakan upaya untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang memiliki transender sekaligus didukung oleh kebenaran empiris dan rasional. (Rahmawaty, 2011:20)
2.      Ismail Raji Al Faruqi menawarkan Prinsip dasar metodologi islami yaitu The Unity of Allah, The Unity of Creation, The Unity of truth and The Unity of knowledge, The Unity Of Life dan The Unity of Humanity. (Rahmawaty, 2011:21)

E.     Penutup
Dari berbagai pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya ;
1.      Bahwa ekonomi Islam terbukti sebuah ilmu, yakni dalam pengujiannya ditemukan sebuah metodologi ilmiah.
2.      Dari berbagai pendapat para ahli islam tentang ekonomi, teori ekonomi yang ditawarkan bersifat adopsi dan adaptasi. Hal ini dikarenakan sumber metodologi ekonomi islam merupakan penggabungan atas teori ekonomi yang sudah ada (ekonomi konvensional) dengan sumber tekstual agama islam serta data empiris penelitian. 

Dari sini, ternyata masih banyak “Pekerjaan Rumah” kita sebagai kaum akademisi. Harapan kami, agar mahasiswa pasca sarjana mampu mengawali menggali lebih jauh lagi tentang teori ekonomi islam sehingga dapat ditemukan konsepsi matang atas persoalan ekonomi islam itu sendiri
Terakhir, kami menyadari banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, usulan yang membangun sangat kami harapkan agar segala pembahasan dalam makalah ini menemukan titik temu yang baik walaupun tidak sempurna. 
_________________________________________


Capra, M. Umer. Masa Depan Ilmu Ekonomi : Sebuah Tinjauan Islam. Jakarta : Gema Insani Press. 2001
Partanto, Pius A Dan M Dahlan El Barry. Kamus Ilmiah populer. Surabaya : Penerbit Arkola. 2001
Rahmawati, Anita. Ekonomi Mikro Islam. Kudus : Nora Media Enterprise. 2011
Sudibyo, Lies,dkk.Filsafat Ilmu.Yogyakarta:Depublish.2014
 

No comments:

Post a Comment