Sewaktu masih kuliah di smester awal, idealitas mahasiswa masih sangat kental. Namun, terkadang salah kaprah, hingga menjadi budaya. Mayoritas orangtua menginginkan putra-putrinya menjadi orang sukses, dan untuk mewujudkannya para orang tua rela banting tulang, bekerja keras bahkan menjual segala yang dimilikinya untuk memberikan fasilitas berupa pendidikan terhadap putra putrinya dengan pendidikan yang setinggi-tingginya. Hal tersebut tidak salah, bahkan merupakan kewajiban orangtua terhadap anaknya.
Secara pragmatis, para orangtua menginginkan anaknya memiliki pekerjaan tertentu yang dipandang terhormat sehingga mereka di kuliahkan dengan jurusan yang sesuai dengan harapannya. Minimal para anak tidak meneruskan pekerjaan orang tua yang dianggap “berat dan kasar”. Hal ini pun bukan merupakan masalah.
Namun secara otomatis, indikator keberhasilan sebuah pendidikan adalah memperoleh pekerjaan yang terhormat dengan gaji yang besar. Hingga sekarang asumsi akan indikator tersebut seakan-akan menjadi harga mati bagi mereka yang berkesempatan menempuh pendidikan tinggi. Akibatnya, akan menjadi sebuah momok yang luar biasa ketika seorang sarjana menjadi “Beban Negara” atau menganggur. Ini yang kemudian “salah kaprah”.
“Dan tidaklah Allah menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Nya”(Alqur’anul Karim). Inilah tujuan manusia diciptakan di Dunia, tak lain adalah untuk semakin dekat dengan Allah, Tuhan semesta alam. Sehingga Hasil dari pendidikan adalah sebuah kedewasaan dalam berpikir. Dengan kemampuan manusia yang dianugrahkan ALLAH yakni akal, kemudian diasah dengan pembelajaran, baik pengalaman maupun pendidikan lain, Sehingga manusia mampu berpikir mana yang baik dan yang buruk. Dengan pengetahuan yang dimilikinya akan mengarahkanya pada kepribadian dan perilaku tertentu yang diyakininya. Hasil dari pendidikan adalah bertambahnya wawasan pengetahuan yang dijadikan pedoman hidupnya. Pekerjaan merupakan hasil dari pemikiran yang dikembangkan dan dipakai manusia. Sehingga jangan pernah berpikir untuk kuliah guna mendapatkan pekerjaan. Tapi berpikirlah belajar untuk kembali mendekatkan diri pada yg maha kuasa.